Minggu, 21 Maret 2010
Camera Obscura Bikin Santai FestiveSound 2010
Bandung - Hajatan musik indie, FestiveSound 2010 Bandung sukses menyihir Bandung. Band indie asal Skotlandia, Camera Obscura pun membuat penikmat musik Indie Bandung santai.
Sabtu (20/3/2010) malam Bandung berkali-kali diguyur hujan. Bandung pun dingin bukan main. Namun cuaca dingin menusuk tulang itu tak membuat penikmat musik indie, khususnya di Bandung rela ketinggalan festival band indie, FestiveSound 2010.
Penikmat musik indie yang mayoritas anak muda memadati Sasana Budaya Ganesha, Bandung. Dengan merogoh kocek sebesar Rp 50 ribu, mereka bis menyaksikkan puluhan band indie dalam dan luar negeri di 3 panggung.
Tentu tak semua band indie yang menjadi bintang di FestiveSound 2010. Panggung-panggung band Indie Indonesia yang ramai adalah Sore, Mocca, The Banery, dan Burgerkill. Namun bukan berarti band indie luar banyak mendapat sambutan. Pesawat, band indie asal Malaysia tak mendapat banyak sambutan. Tak kurang 30 orang yang menonton. Sedangkan band indie luar lain seperti Electrico (Singapura) dan Camera Obscura asal Skotlandia ditonton ribuan penikmat musik indie.
Namun Camera Obscura-lah yang berhasil menyedot banyak penonton. Panggung utama Sabuga yang pernah dipakai acara pengukuhan kampanye capres dan cawapres SBY-Boediono itu penuh sesak. Namun berjalan dengan lancar tanpa insiden rusuh karena Tracyanne Campbell (vokal), Carey Lander (piano), Kenny McKeeve (gitar), Gavin Dunbar (bass), Lee Thomson (drum) berhasil membuat penggemarnya menonton santai.
Sayangnya tak banyak hits yang mereka mainkan. Band yang sudah menelurkan empat album itu menyanyikan 9 lagu selama 1 jam. Namun memang bukan Camera Obscura yang tak bisa menyihir penonton meski dengan lagu sedikit.
Mereka menyanyikan lagu-lagu yang sudah akrab di telinga pendengarnya. Sebut saja. 'My Maudlin Career', 'Tearas For Affairs', dan 'Teenager' yang ditempel di awal penampilan Camera Obscura. Namun meski sedikit lagu yang dimainkan, Tracyanne cs memilih lag yang berdurasi lama.
Penampilan mereka yang tak lalu nyentrik menambah kesan band yang berdiri tahun 1996 itu apa adanya. Dengan memakai kemeja, dasi untuk personel lelaki dan kaos untuk personel perempuan membawa alam santai di Sabuga.
Lagu demi lagu mereka nyanyikan dengan datar, namun menghayati. Setiap lagu seakan dijadikan sebagai klimak. Penonton pun tak banyak gemuruh, mereka hanya melihat dan sedikit menganggukkan kepala.
'If Looks Could Kill' dan 'Let's Get Out' menjadi penutup aksi band indie bule itu. Penonton pun puas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar